Jumat, 04 Mei 2012

Masalah Pendidikan di Indonesia

Kualitas pendidikan jika dilihat sekarang ini sangatlah memprihatinkan dilihat dari data UNESCO tahun 2000 tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999) yang dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. 

Kualitas pendidikan di Indonesia memang mulai terlihat memburuk. Dilihat dari kondisi guru-gurunya, murid-muridnya ataupun fasilitas yang disediakan oleh sekolahnya. Ketiga hal tadi merupakan aspek penting terwujudnya pendidikan yang baik. Mengapa? Bayangkan saja bagaimana sebuah sekolah dengan fasilitas yang canggih, guru-guru yang terpelajar tanpa kehadiran murid?

 Seperti kita lihat sekarang banyak ditemukan guru-guru baru yang menjamur dimana-mana. Beberapa alasan diantaranya karena mereka tidak keterima dijurusan lain sehingga memutuskan untuk menjadi guru atau bisa juga karena masalah ekonomi. Kecuali guru yang sudah lama dan memang sepenuh hati mau menjadi seorang pengajar. Banyak masalah masalah guru yang bangsa kita hadapi diantaranya kecilnya gaji seorang guru. Mengapa seorang guru yang mempunyai tugas berat membimbing masyarakat agar menciptakan sebuah bangsa yang maju bangsa yang siap menerima masa depan malah diterlantarkan? Bayangkan saja jika banyak guru yang mengundurkan diri karena gajinya yang kecil. Bagaimana nasib bangsa kita? Bagaimana bangsa kita bias maju melawan era globalisasi yang semakin berkembang ini?

Murid yang berkarakter merupakan harapan bangsa untuk menata masa depan yang lebih baik. Rendahnya kualitas dari seorang pelajar akan  memberikan pengaruh yang buruk bagi bangsa Indonesia sendiri. Misalnya saja budaya menyontek. Tak bisa dipungkiri budaya menyontek membawa pengaruh yang sangat buruk. Mengapa saya katakan demikian? Karena dengan menanamkan budaya menyontek seorang anak akan terbiasa melakukan sesuatu dengan hal yang instant. Dia akan terbiasa melakukan semuanya dengan bantuan orang lain dan tidak akan menjadi seorang yang mandiri . Bagaimana jika suatu saat nanti ia dihadapkan pada realita? Apa ia bisa mengusahakan tercapainya sesuatu sendiri?

Demikian juga dengan fasilitas sekolah. Walaupun tak jarang kita temui ada sekolah-sekolah yang tak mempunyai ruangan kelas, laboratorium, bahkan akses ke sekolahpun harus menyebrang melalui jembatan, sungai, dan lain-lain. Fasilitas sekolah yang memadai akan mempermudah murid-muridnya dalam belajar pula dan sebaliknya. 

Mahalnya biaya pendidikan membuat sebagian orang yang 'kurang' dalam hal ekonomi akhirnya harus putus sekolah bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali. Saya berikan saja contoh konkritnya. Di Indonesia sendiri banyak anak-anak yang berasal dari desa tidak bersekolah karena tidak adanya sekolah di daerah itu, tidak mempunyai uang untuk membeli seragam, buku-buku tulis, dan lain-lain. Banyak dari anak-anak yang tidak bisa bersekolah itu akhirnya mejadi penggembala sapi, pembantu rumah tangga ataupun hanya membantu orang tua mereka dirumah. Hampir setengah orang-orang yang berasal dari kampung atau desa tidak bisa membaca. Padahal membaca adalah jendela masa depan. Dengan membaca kita jadi memiliki banyak pengetahuan dan juga menambah kecerdasan kita sendiri.

Teman-teman ayo mulai dari sekarang hindari kebiasaan 'intanst' yang sering kita lakukan. Belajar untuk mandiri mulai dari sekarang. Kita dapat menjauhi kebisaan mencontek kalau kita rajin belajar dan percayalah selalu pada kemampuan yang kita miliki. Kalau kita rajin belajar apapun test , atau tantangan yang diberikan buat kita pasti kita akan menerima dan melakukan dengan biasa saja. Tapi kalau kita malas belajar maka kita akan bingung jika mendapat test dari guru. Dilatarbelakangi oleh rasa gengsi, malu akan nilai jelek, dan kurang percaya diri akan menuntun kita ke jalan yang salah dan mengambil cara pintas seperti mencontek.

 

Jadi syukurilah teman-teman apa yang ada sekarang terutama pendidikan. Janganlah menanggap sekolah sebagai sesuatu yang berat, menjadi suatu beban yang harus ditanggung 6 hari seminggu. Enjoy apa yang ada dan kamu punya sekarang. Jangan lupa juga teman-teman bantulah teman kita yang kesusahan itu dengan memberi bantuan beasiswa, buku-buku pelajaran, dll. Jangan lupa ora et la bora "berdoa dan belajar" :). 

http://www.google.co.id/imgres?q=menyontek&hl=id&biw=1280&bih=554&gbv=2&tbm=isch&tbnid=ML5YDUi2dGxVaM:&imgrefurl=http://krisbheda.wordpress.com/2011/04/27/asal-tahu-tips-dan-trik-untuk-menyontek/menyontek/&docid=HRdmrwaxL1pTUM&imgurl=http://krisbheda.files.wordpress.com/2011/04/menyontek.jpg&w=640&h=267&ei=x5GjT86BO8nPrQfp97WRBg&zoom=1&iact=hc&vpx=888&vpy=163&dur=290&hovh=128&hovw=306&tx=203&ty=79&sig=110465114671891804015&page=1&tbnh=85&tbnw=203&start=0&ndsp=10&ved=1t:429,r:9,s:0,i:88

Tidak ada komentar:

Posting Komentar