Sabtu, 28 April 2012
Just do it !
Belajar merupakan suatu proses yang paling melekat dalam diri manusia, banyak pelajaran yang kita dapat semasa kita masih hidup, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Belajar tidak hanya berarti kita harus duduk di bangku sekolah dan mendengarkan guru berbicara, tetapi soal kita meneliti seberapa jauh barang- barang, teman, maupun hal-hal lain disekitar kita dapat kita mengerti.
Semua itu butuh proses untuk belajar. Seorang anak pada usia dini pun harus kita ajari untuk berbicara, menyentuh, dan mengenal apa saja yang berada
disekitar mereka. Belajar pun tidak hanya sebatas anda mengerti, tetap terus dikembangkan,
agar nilai-nilai dasar yang telah dipelajari tidak hilang dengan sia-sia,
maka dari usia dini hingga kita tua nanti pun, merupakan suatu proses belajar. Tanpa adanya kata belajar itu, tidak mungkin ada yang namanya dokter handal, professor, ilmuwan, bahkan
mungkin tidak akan ada peringatan pada tanggal 2 Mei.
Apapun yang kita
miliki dan mengerti sekarang sebenarnya adalah hasil dari proses yang kita alami dalam kehidupan
sehari-hari kita. Tetapi, dalam setiap proses belajar, tentunya ada saja aset-aset berharga yang dapat lepas dalam generasi kita ini. Apa maksudnya? Kita lihat lagi kenyataan sekarang, mengapa masih saja ada anak-anak muda setingkat SMP atau SMA yang menyia-nyiakan kesempatan belajar, dan terlebih lagi mereka membuang-buang kehidupan yang sangat berharga yang telah diberikan oleh Tuhan, dengan cara membiarkan diri mereka dikuasi oleh obat-obatan terlarang, sex bebas, dsb,
kita kembali berpikir, mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Apakah menurut mereka pendidikan tidaklah penting untuk masa depan? lantas, apa yang dicari dalam kehidupan ini? data tahun 1990-2003 yang dipaparkan oleh kantor
BNN Republik Indonesia, menyatakan bahwa pengguna narkotika sejumlah 8666 jiwa, yang meningkat hingga tahun ini (2012) sebanyak 3,8 juta orang atau sekita 2,23% dari penduduk Indonesia dan rata-rata adalah pelajar
dan mahasiswa. Tentu saja ada kemungkin akan terus meningkat, hingga lama-kelamaan menunjukan angka yang tidak terhitung lagi. Penggunaan obat-obat terlarang oleh anak remaja tentunya menggangu masa depan yang berdampak pada pendidikan yang
harusnya dijalani di masa kini. Dilihat dari analisis data yang diberikan BNN RI tadi, kita dapat melihat penggunaan obat-obatan terlarang pada masa lampau tidak semarak sekarang. Bahkan sangat jauh berbeda.
Disini kita akan membandingkan faktor- faktor apa saja yang membedakan
pendidikan kita di zaman kita yang lebih modern ini dengan pendidikan jadul alias pendidikan zaman dahulu. Faktor pertama yang telah dibeberkan diatas, bahwa pengguna obat-obatan terlarang pada zaman dahulu lebih sedikit
dibandingkan dengan sekarang, dapat kita tarik kesimpulan bahwa generasi muda zaman dahulu masih lebih banyak tertarik dengan aktivitas-aktivitas lain selain kegiatan merusak badan tersebut. Faktor selanjutnya
adalah pada zaman dahulu teknologi tidak secanggih sekarang, contohnya, untuk menonton TV pun harus berkunjung ke tempat tetangga yang
memiliki TV, dan channel yang ada juga sangat sedikit. Berbeda dengan sekarang, dengan channel TV yang
semakin beragam dan menarik membuat kita terus stay di depan TV
dan akhirnya melupakan aktivitas lain yang masih menumpuk. Misalnya, mengerjakan tugas dan belajar untuk
keesokan akhirnya, semuanya terbengkalai dan tidak
terselesaikan. Maka itu, generasi jadul lebih jarang menonton TV, dan
memikirkan lebih baik untuk belajar dan mengulang materi yang telah
disampaikan, daripada repot menonton TV, selain itu dengan tidak adanya TV membuat mereka menjadi
berkonsentrasi pada pelajaran mereka. Otak lebih banyak menyerap informasi pada saat keadaan hening
dibandingkan pada saat sedang berisik. Ada lagi satu faktor yang cukup
berpengaruh pada pendidikan zaman dahulu, yaitu orang tua zaman dahulu
mendidik anak lebih keras daripada zaman sekarang, karena kehidupan
zaman dahulu yang masih susah, keras serta kejam, jadi orangtua mendidik
anak-anaknya dengan keras, agar tidak
tergilas dengan kekejaman dunia, maka mental generasi zaman dahulu lebih kuat daripada mental kita generasi ini. Sebenarnya tidak usah bersikap keras
pun, asal memang dari diri kita sebagai pelajar sadar akan kewajiban kita, kita
pasti dapat bertanggung jawab akan‘jabatan’kita sebagai pelajar.
Ada beberapa metode belajar yang dapat kita terapkan, misalnya saja, mematikan/silent setiap barang yang kira-kira dapat mengganggu konsentrasi kita saat belajar, seperti contohnya handphone, karena bunyi sms atau semacamnya membuat
tangan kita gatal dan penasaran untuk membaca pesan tersebut, padahal setelah dibuka, hanya teman
yang ingin bercerita, atau hal-hal yang kurang penting , tetapi untuk kasus orang tertentu, ada beberapa orang yang belajar dengan mendengarkan
musik, it’s okay, tapi jangan biarkan diri kita sibuk mengurusi lagu yang akan diputarkan, sebaiknya, sebelum belajar, masukkan dulu lagu-lagu tersebut ke dalam playlist, kemudian
putar, dan biarkan musik mengalir dengan sendirinya.Buatlah jadwal
belajar yang baik, agar waktu antara belajar dan bermain/
refreshing seimbang, jangan terlalu banyak refreshing, jangan pula
kebanyakan belajar. Selain itu yang penting adalah banyak membaca, dan
mencari berbagai referensi serta mengerjakan banyak latihan
soal,terutama pada pelajaran yang memang terasa sulit, dan tanyakan
kepada yang lebih ahli daripada kita di bidang tersebut, dan kemudian yang
terakhir, jangan merasa benci dengan suatu pelajaran, anggap pelajaran adalah makanan yang sangat kita sukai, karena ketidaksukaan kita pada suatu pelajaran akan membuat kita selalu bad mod dan merasa lemah pada pelajaran tersebut.
So, optimislah kamu
bisa! Tetapi, semuanya dikembalikan kepada diri kita kembali, jangan katakan Aku tidak bisa kepada setiap
hal yang susah, tetapi teruslah berusaha dan katakan Aku bisa, kemudian belajarlah bersungguh- sungguh, selanjutnya serahkan semuanya kepada Tuhan, biarkan Tuhan yang bertindak. Teruslah belajar jangan sia-siakan waktumu. Aku dan kamu pasti bisa!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar