Sabtu, 28 April 2012

Asal Usul pendidikan di Masa Lampau…

(http://obor-pedidikan.blogspot.com)

            “Knowledge is power”


                Kutipan dari Francis Bacon di atas mau mengatakan kepada kita pentingnya pendidikan bagi manusia . Pengetahuan merupakan sumber pokok kekuatan manusia. Mengapa? Karena manusia dengan pengetahuan yang dimilikinya dapat melakukan kegiatan “mengolah dan mencipta” sehingga ia mampu bertahan dalam zaman yang terus berkembang .
Pada masa Hindu-Buddha Pendidikan dikenal dengan istilah Karsyan yang merupakan tempat yang diperuntukan bagi petapa dan untuk orang-orang yang mengundurkan diri dari keramaian dunia dengan tujuan mendekatkan diri dengan dewa tertinggi.
Pada masa Islam dikenal istilah Pesantren dimana guru dan murid berada dalam satu ruangan untuk melakukan proses belajar mengajar .
Pada masa penjajahan Belanda sejak tahun 1930-an, Belanda sudah memperkenalkan pendidikan formal hampir di semua provinsi Hindia Belanda. Pada masa ini sebenarnya Belanda hanya ingin agar kebutuhan pemerintah Belanda akan tenaga kerja murah tapi juga pintar dari masyarakat Indonesia . Tetapi kebanyakan hanya orang Belanda dan keturunannya saja yang boleh bersekolah, sedangkan masyarakat pribumi yang dapat bersekolah hanya masyarakat yang berasal dari golongan priyayi atau penguasa.
Pada masa penjajahan Jepang sistem pendidikan di Imdonesia mulai dikenalkan dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan tujuan agar menghasilkan buruh kerja kasar secara gratis dan kebutuhan prajurit-prajurit untuk kepentingan militer Jepang .
Pada masa Kemerdekaan pendidikan lebih dipentingkan untuk mendidik warga Negara menjadi orang-orang yang cerdas yang mau menyumbangkan tenaga dan pikiran demi kemajuan bangsa .
Pada masa R.A. Kartini pendidikan adalah hal yang dilarang bagi kaum perempuan maka beliau berjuang untuk memperjuangkan agar wanita Indonesia juga dapat bersekolah layaknya kaum laki-laki . Maka Kartini membangun sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka .
Pada abad 21 ini, mulai dikenal juga istilah Home Schooling atau pendidikan yang dilakukan di rumah karena berbagai alasan misalnya takut anaknya “dibulliying”, sibuk kerja (entertainment), ataupun pekerjaan lain yang membutuhkan banyak waktu diluar rumah .



Just do it !



 Belajar merupakan suatu proses yang paling melekat  dalam diri manusia, banyak pelajaran yang kita dapat semasa kita masih hidup, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 
Belajar tidak hanya berarti kita harus duduk di bangku sekolah dan mendengarkan guru berbicara, tetapi soal kita meneliti seberapa jauh barang- barang, teman, maupun hal-hal lain disekitar kita dapat kita mengerti.
Semua itu butuh proses untuk belajar. Seorang anak pada usia dini pun harus kita ajari untuk berbicara, menyentuh, dan mengenal apa saja yang berada
disekitar mereka. Belajar pun tidak hanya sebatas anda mengerti, tetap terus dikembangkan,
agar nilai-nilai dasar yang telah dipelajari tidak hilang dengan sia-sia,
maka dari usia dini hingga kita tua nanti pun, merupakan suatu proses belajar. Tanpa adanya kata belajar itu, tidak mungkin ada yang namanya dokter handal, professor, ilmuwan, bahkan
mungkin tidak akan ada peringatan pada tanggal 2 Mei.
Apapun yang kita
miliki dan mengerti sekarang sebenarnya adalah hasil dari proses yang kita alami dalam kehidupan
sehari-hari kita. Tetapi, dalam setiap proses belajar, tentunya ada saja aset-aset berharga yang dapat lepas dalam generasi kita ini. Apa maksudnya? Kita lihat lagi kenyataan sekarang, mengapa masih saja ada anak-anak muda setingkat SMP atau SMA yang menyia-nyiakan kesempatan belajar, dan terlebih lagi mereka membuang-buang kehidupan yang sangat berharga yang telah diberikan oleh Tuhan, dengan cara membiarkan diri mereka dikuasi oleh obat-obatan terlarang, sex bebas, dsb,
kita kembali berpikir, mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Apakah menurut mereka pendidikan tidaklah penting untuk masa depan? lantas, apa yang dicari dalam kehidupan ini? data tahun 1990-2003 yang dipaparkan oleh kantor
BNN Republik Indonesia, menyatakan bahwa pengguna narkotika sejumlah 8666 jiwa, yang meningkat hingga tahun ini (2012) sebanyak 3,8 juta orang atau sekita 2,23% dari penduduk Indonesia dan rata-rata adalah pelajar
dan mahasiswa. Tentu saja ada kemungkin akan terus meningkat, hingga lama-kelamaan menunjukan angka yang tidak terhitung lagi. Penggunaan obat-obat terlarang oleh anak remaja tentunya menggangu masa depan yang berdampak pada pendidikan yang
harusnya dijalani di masa kini. Dilihat dari analisis data yang diberikan BNN RI tadi, kita dapat melihat penggunaan obat-obatan terlarang pada masa lampau tidak semarak sekarang. Bahkan sangat jauh berbeda.
Disini kita akan membandingkan faktor- faktor apa saja yang membedakan
pendidikan kita di zaman kita yang lebih modern ini dengan pendidikan jadul alias pendidikan zaman dahulu. Faktor pertama yang telah dibeberkan diatas, bahwa pengguna obat-obatan terlarang pada zaman dahulu lebih sedikit
dibandingkan dengan sekarang, dapat kita tarik kesimpulan bahwa generasi muda zaman dahulu masih lebih banyak tertarik dengan aktivitas-aktivitas lain selain kegiatan merusak badan tersebut. Faktor selanjutnya
adalah pada zaman dahulu teknologi tidak secanggih sekarang, contohnya, untuk menonton TV pun harus berkunjung ke tempat tetangga yang
memiliki TV, dan channel yang ada juga sangat sedikit. Berbeda dengan sekarang, dengan channel TV yang
semakin beragam dan menarik membuat kita terus stay di depan TV
dan akhirnya melupakan aktivitas lain yang masih menumpuk. Misalnya, mengerjakan tugas dan belajar untuk
keesokan akhirnya,  semuanya terbengkalai dan tidak
terselesaikan. Maka itu, generasi jadul lebih jarang menonton TV, dan
memikirkan lebih baik untuk belajar dan mengulang materi yang telah
disampaikan, daripada repot menonton TV, selain itu dengan tidak adanya TV membuat mereka menjadi
berkonsentrasi pada pelajaran mereka. Otak lebih banyak menyerap informasi pada saat keadaan hening
dibandingkan pada saat sedang berisik. Ada lagi satu faktor yang cukup
berpengaruh pada pendidikan zaman dahulu, yaitu orang tua zaman dahulu
mendidik anak lebih keras daripada zaman sekarang, karena kehidupan
zaman dahulu yang masih susah, keras serta kejam, jadi orangtua mendidik
anak-anaknya dengan keras, agar tidak
tergilas dengan kekejaman dunia, maka mental generasi zaman dahulu lebih kuat daripada mental kita generasi ini. Sebenarnya tidak usah bersikap keras
pun, asal memang dari diri kita sebagai pelajar sadar akan kewajiban kita, kita
pasti dapat bertanggung jawab akan‘jabatan’kita sebagai pelajar.  
Ada beberapa metode belajar yang dapat kita terapkan, misalnya saja, mematikan/silent setiap barang yang kira-kira dapat mengganggu konsentrasi kita saat belajar, seperti contohnya handphone, karena bunyi sms atau semacamnya membuat
tangan kita gatal dan penasaran untuk membaca pesan tersebut, padahal setelah dibuka, hanya teman
yang  ingin bercerita, atau hal-hal yang kurang penting , tetapi untuk kasus orang tertentu, ada beberapa orang yang belajar dengan mendengarkan
musik, it’s okay, tapi jangan biarkan diri kita sibuk mengurusi lagu yang akan diputarkan, sebaiknya, sebelum belajar, masukkan dulu lagu-lagu tersebut ke dalam playlist, kemudian
putar, dan biarkan musik mengalir dengan sendirinya.Buatlah jadwal
belajar yang baik, agar waktu antara belajar dan bermain/
refreshing seimbang, jangan terlalu banyak refreshing, jangan pula
kebanyakan belajar.  Selain itu yang  penting adalah banyak membaca, dan
mencari berbagai referensi serta mengerjakan banyak latihan
soal,terutama pada pelajaran yang memang terasa sulit, dan tanyakan
kepada yang lebih ahli daripada kita di bidang tersebut, dan kemudian yang
terakhir, jangan merasa benci dengan suatu pelajaran, anggap pelajaran adalah makanan yang sangat kita sukai, karena ketidaksukaan kita pada suatu pelajaran akan membuat kita selalu bad mod dan merasa lemah pada pelajaran tersebut
So, optimislah kamu
bisa! Tetapi, semuanya dikembalikan kepada diri kita kembali, jangan katakan Aku tidak bisa kepada setiap
hal yang susah, tetapi teruslah berusaha dan katakan Aku bisa, kemudian belajarlah bersungguh- sungguh, selanjutnya  serahkan semuanya kepada Tuhan, biarkan Tuhan yang bertindak. Teruslah belajar jangan sia-siakan waktumu. Aku dan kamu pasti bisa!

Sekolah itu mengasyikkan


      Hari Pendidikan merupakan wujud nyata,perjuangan para pahlawan pendidikan pada masa penjajahan.
Dunia pendidikan tak terlepas dari seseorang tokoh pendidikan  Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan.Berkobar-kobar semangat, para pahlawan pendidikan untuk memajukan pendidikan di Indonesia.Sehingga kita dapat mengenyam dunia pendidikan.Tak berhenti sampai di situ, zaman modern ini banyak muncul para tokoh pendidkan modern, yang memperjuangkan hak seseorang agar dapat bersekolah dan memperkenalkan pendidikan bagi daerah-daerah terlupakan.

      Bicara soal  hari pendidikan di abad 21 ini,kita dapat melihat bahwa banyak hal yang dapat kita banggakan dan bisa menjadi motivasi  bagi kita para pelajar.Fakta yang  terjadi di dunia pendidikan,bahwa seorang siswi rela bekerja di bengkel untuk bisa mendapatkan uang agar dapat bersekolah(@kickandy)karna orang tuanya  hanya seorang petani miskin yang pendapatan per hari sekitar Rp.30.000.
tidak hanya bisa bekerja untuk bisa mendapatkan uang tetapi ia bisa membagi waktunya dengan baik sehingga ia termasuk salah satu murid yang berprestasi.Berbagai tantangan ia hadapi sangat berat.Kisah ini sangat memotivasi kita para pelajar bahwa, orang yang tidak berkecukupan saja penuh semangat, yang besar untuk bisa mendapatkan pendidikan.Indonesia sendiri telah melahirkan para pelajar yang hebat,banyak prestasi yang di ukir oleh para pelajar di kancah internasional.
sangat memuaskan bukan ?? banyak pengalaman yang akan kita dapatkan dari sekolah.

     Tetapi terkadang kita merasa, bahwa sekolah itu membosankan dan banyak tekanan yang akan kita dapatkan karna banyak tugas dan ulangan.
Semua itu pasti akan sirna jika di hadapi dengan senyuman, dan apabila kita menjalani semua itu dengan penuh kegembiraan^_^.

    Semoga kita dapat diingat kan lagi bahwa Pendidikan adalah hal yang penting dan merupakan kunci kesuksesan.Agar kita para generasi muda ini dapat membangun negara Indonesia menjadi lebih baik.
Kita para pelajar,dapat menunjukkan bahwa kelak nanti Tanah Air kita akan menjadi sebuah bangsa yang kuat!

www.kompas.com